Ekspedisi 3 pulau; Randayan, Lemukutan, dan Kabung
Posted by
Efprizan 'zan' Rzeznik at Sunday, August 17, 2008
Share this post:
|
Pesona Surga Bawah Laut Terindah di Kalbar
Catatan Perjalanan Efprizan Rzeznik, M Kusdharmadi
Untuk mereguk keindahan alam ketiga pulau tersebut tidaklah susah. Transportasi darat dan laut telah tersedia untuk menuju surga bawah laut tersebut.
Dari Pontianak, rombongan yang terdiri atas para jurnalis Kota Pontianak yang tergabung dalam Forum Jurnalis Langkau, Sakawana serta Inhasa Diving Club, berangkat menggunakan bus.
Perjalanan ditempuh selama 2,5 jam dengan rute Pontianak— Teluk Suak Bengkayang. Teluk Suak berada sekitar 115 kilometer dari Kota Pontianak, atau 32 kilometer dari Kota Singkawang.
Dari dermaga Teluk Suak, perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan motor air. Angkutan penumpang tersebut tersedia sekitar pukul 9.00 sampai dengan 10.00 WIB.
Untuk penumpang umum, biasanya dikenakan tarif sekitar Rp7.500—Rp10.00 per orang untuk sampai ke Pulau Kabung. Atau, untuk yang ingin berpergian dalam rombongan jumlah besar, bisa menyewa motor air yang disediakan oleh masyarakat setempat.
Alam siang itu cukup bersahabat. Matahari tidak begitu panas. Semilir angin laut, membuat mata seakan ingin terpejam. Dari daratan sudah tampak sebuah pulau yang berdiri menantang. “Itu pulau Penata,” kata salah seorang penambang motor air.
Pulau Randayan menjadi tujuan pertama rombongan. Akan tetapi, motor air berhenti sejenak di Pulau Lemukutan. Ini dilakukan untuk mengambil makanan yang sudah dipesan sebelumnya.
Kurang lebih 15 menit bersandar di dermaga Pulau Lemukutan, motor air kemudian bergerak ke tetangga sebelah, Pulau Randayan. Sekitar 15 menit sampailah di pulau kecil nan indah itu. Pulau kecil ini dikenal akan keindahan panorama batu-batu karang, berbagai jenis ikan tropis serta kehidupan laut sekitarnya.
Pulau Randayan mempunyai pantai dan warna air yang sangat jernih, cocok untuk olahraga menyelam. Tersedia villa-villa kecil menghadap ke laut.
Dari kejauhan tampak hamparan pasir putih membentang. Pohon-pohon kelapa tertiup angin kencang. Pulau ini mempunyai kelebihan akan alamnya yang memesona.
untuk penginapan, di Randayan tersedia cottage dengan harga bervariasi. Ada yang seharga Rp150 ribu permalam. Cukup untuk satu keluarga.
Di dasar laut Pulau Randayan, terdapat banyak misteri kehidupan. Dari perilaku hidup terumbu-terumbu karang, hingga kisah-kisah makhluk hidup lainnya.
Mereka tumbuh dan berkembang biak secara alami dalam sebuah mata rantai kehidupan yang panjang. kondisi geografis pulau ini sangat layak dikunjungi. Letaknya sangat strategis. Aman serbuan ombak besar Laut Natuna.
Berdasarkan catatan yang ada, Pulau Randayan memiliki karang hidup sekitar 4,50 hektar, karang mati 3,69 hektare, lamun 0,63 hektar, dan pasir seluas 4,77 hektare. Kondisi itu sangat memungkinkan bagi siapa pun pehobi selam mengunjunginya.
Keindahan alam Randayan dimanfaatkan oleh salah seorang pelukis yang ikut serta dalam rombongan ini, Zul Ms. Ia mengabadikan keindahan tersebut dalam sebuah kanvas.
Surga Diving di Lemukutan
Pulau Lemukutan menjadi tujuan berikutnya. Pulau ini terbesar di Kabupaten Bengkayang dengan luas sekitar 7567 Ha, lebih luas dari Pulau Penata Besar dengan 4.675 Ha.
Pulau Lemukutan ini diapit oleh pulau-pulau kecil, seperti Randayan dan Kabung. Kabupaten Bengkayang memiliki 12 pulau kecil dengan kekayaan alam berlimpah-ruah. Baru lima dari 12 pulau, dihuni penduduk. Termasuk Pulau Lemukutan. Selebihnya, masih seonggok pulau tanpa penghuni.
Gugusan karang yang berwarna-warni akan semakin jelas terlihat saat menaiki perahu menuju Pulau Lemukutan. Bagan-bagan nelayan menyambut kedatangan. Kedalaman air di pulau ini antara dua hingga tiga meter sangat memudahkan bagi para penyelam pemula.
Di dasar laut kita dapat menikmati beraneka ragam tumbuhan laut yang berwarna warni, ikan-ikan tropis yang indah-indah dan beraneka ragam.
Tak banyak yang mengetahui asal mula sebutan Lemukutan, namun dari sekian banyak cerita rakyat yang ada, jika kita lihat dari topografi pulau ini memang menyerupai badan seekor lembu.
Kondisi hutan yang masih perawan, terjaga secara alami oleh masyarakat setempat, membuat pulau ini masih sangat alami.
Sepanjang perjalanan sebelum sampai di pulau Lemukutan, terlebih dahulu melewati gugusan pulau-pulau lain yang pemandangan bawah lautnya tidak kalah indah.
Air yang jernih, menyebabkan dasar laut dengan tumbuhan karang berwarna-warni, dapat dilihat langsung dari atas perahu. Bisa juga melihat rumput laut yang dibudidayakan masyarakat setempat.
Bermalam di Pulau ini sungguh mengasyikkan. Tidak seperti di Randayan yang menyediakan cottage, di pulau ini pengunjung dapat menginap di rumah penduduk yang memang disediakan khusus bagi para pengunjung. Rombongan menginap di rumah Arifin, warga sekitar. Pengunjung ddapat merasakan manisnya cumi dan ikan segar yang baru ditangkap nelayan.
Penyelam dari Inhasa Diving Club sangat mencintai pulau ini untuk aktifas mereka. Salah satu bagian laut di pulau ini berbentuk curam seperti jurang. Di sinilah keindahan alam bawah laut dapat ditemukan.
Bermalam di Randayan, rombongan bertandang ke Pulau Kabung keesokan harinya. Di pulau inilah surga bagi para pengunjung untuk menikmati keindahan karang-karang aneka warna dan godaan ikan-ikan tropis.
Cukup dengan berbekal peralatan snorkle dan mengapung di air, Anda akan bertemu dengan alam lain yang begitu indah. Jam demi jam akan lewat begitu cepat dan tak terasa.
Ikan badut (clownfish), atau lebih populer dengan sebutan nemo (tokoh utama dalam film ‘Finding Nemo’) akan menyapa Anda. Jika berbekal roti tawar dan menyebarkannya di dalam air, maka ikan-ikan tersebut akan segera mendekati.
Sama seperti di Lemukutan, di pulau ini para pengunjung juga dapat bermalam di rumah penduduk yang telah disediakan. Seperti di homestay milik Ukas. Dengan merogoh kocek Rp100/malam, Anda akan dijamu sehabis-habisnya. Makanan yang lezat, ditambah dengan camilan yang selau datang silih berganti.
Di pulau ini para pengunjung juga dapat menikmati panorma pantainya yang indah. Dari homestay Ukas, untuk sampai ke pantai tersebut, pengunjung dapat berjalan kaki menyisiri bukit yang ditumbuhi pohon cengkeh sekitar 15 menit.
Perjalanan menuju ke pantai tersebut merupakan suatu pengalaman tersendiri. Harumnya bunga cengkeh menjadi seperti aroma terapi jiwa, bagi yang lelah dengan penatnya kehidupan kota dan polusi udara yang menyiksa. Di pantai tersebut terdapat batu-batu yang besar dengan pasir yang putih.
Wisata lainnya yang bisa didapatkan di Pulau Kabung atau Lemukutan yakni ikut mancing di bagan-bagan nelayan. Bagi pecinta fotografi, ketiga pulau tersbeut juga merupakan surga tersendiri untuk merekam keindahan ciptaan Tuhan melalui lensa.
“Subhanallah, Subhanallah, Subhanallah. Indahnya misteri-Mu, tak ada satupun kata yang terucap. Seperti sudah Engkau atur dalam masing-masing titik waktu. Hingga pada suatu saat menghantar ku ke tempat ini,” kata Shando Safella, fotografer koran ini mengagumi keindahan ketiga pulau tersebut. (**)