NU Serukan Gerakan Moral Bangsa Ampuni Soeharto
Posted by
Efprizan 'zan' Rzeznik at Tuesday, January 15, 2008
Share this post:
|
KETUA Umum PB Nahdlatul Ulama (NU), Hasyim Muzadi, mengatakan bahwa penanganan kasus Mantan Presiden RI Soeharto sebaiknya diselesaikan dengan pendekatan moral. Hal itu bertujuan agar bangsa ini ke depan tidak berada dalam lingkaran dendam dan pertikaian.
“Orang seperti Pak Harto dengan segala jasa dan salahnya itu sebaiknya dimaafkanlah. Agar setelah ini bangsa kita tidak berkelahi,” kata Hasyim kepada wartawan usai menghadiri acara Hari Lahir (Harlah) ke-82 NU, yang dipusatkan di Gedung Balai NU Kalbar Jalan Husein Hamzah (Pal 3) Pontianak, kemarin (15/1).
Hasyim mengajak bangsa ini berkaca pada apa yang terjadi di Afrika Selatan (Afsel), dimana Nelson Mandela dipenjara 27 tahun oleh rezim Apartheid dan setelah tumbang, Nelson kemudian terpilih menjadi Presiden. “Yang pertama kali diampuni yakni mereka yang memasukkan dia ke penjara,” katanya.
Ia menambahkan, “Ternyata pengorbanan ini bermanfaat untuk negara Afsel. Akhirnya kan Afsel aman. Coba ini digulirkan terus dan masih ada dendam, seperti Pakistan, kan akhirnya dendam berkelanjutan turun-temurun. Yang penting gerakan moral banga untuk menghentikan lingkaran balas membalas ini.”
Hasyim berharap, dengan pendekatan seperti itu maka setelah Soeharto mangkat maka bangsa ini terhindar dari keributan. “Bangsa ini jangan terlalu larut dalam dendam. Kalau dendam coba lihat Pakistan sekarang ini,” ujarnya.
Menurutnya dengan memaafkan Soeharto, tidak semata-mata menganggap penguasa rezim orde baru ini tidak salah. “Memafkan berarti itu kan ada salahnya. Ada hutangnya. Soal perdata, silakan tetap berjalan,” katanya.
Dilihat dari pendekatan agama, lanjutnya, jika orang meninggal maka ahli warisnya wajib mengurus seluruh utang-utangnya dan mengembalikannya kepada yang bersangkutan. “Itu ketentuan agama. Kalau hutangnya tak dikembalikan, maka amalnya tergantung,” ujarnya.
Karena itu, Hasyim berharap agar para ahli waris ini mau dengan ikhlas, terlepas ada pengadilan atau tidak, mengurus hutang-hutang Soeharto jika telah wafat kelak.
“Karena ini urusan duniawi, diuruslah hutang-hutangnya kepada masyarakat untuk dikembalikan agar arwahnya nanti menjadi khusnul khotimah,” kata dia. (efprizan)