Paryadi; Kepala Daerah Termuda di Kalbar
Posted by
Efprizan 'zan' Rzeznik at Friday, November 28, 2008
Share this post:
|
Muda, enerjik, kritis, dan penuh dengan ide-ide pintar yang terkonsep danakan diaplikasikan saat menjabat wakil walikota. Itulah Paryadi. Karier politik pemuda 30 tahun ini melesat cepat.
Pria yang baru melepas masa lajang 24 Agsutus lalu ini kini menjadi buah bibir masyarakat Kota Khatulistiwa. Sebentar lagi dia dinobatkan menjadi wakil walikota. Masyarakat yang memilihnya. Lewat pemilihan langsung Sabtu (25/10) lalu.
Ia menjadi pasangan Sutarmidji. Lewat duo kepemimpinan inilah, masyarakat mengamanahkan kemajuan dan peningkatan kemakmuran masyarakat Kota Khatulistiwa hingga lima tahun ke depan. Hasil perhitungan suara dari PPS se-Kecamatan Pontianak, pasangan dengan singkatan ’Siip’ ini mendapat 85.340 suara atau 34,47 %.
Kopi dengan campuran creamer masih hangat di Senin (27/10) pagi menjelang siang itu. Mengenakan baju kaos dengan celana panjang kain sembari menghisap sebatang rokok, Paryadi terlihat sibuk menerima telepon.
Wawancara dengan saya dilakukan di sebuah warung kopi depan asrama putra Kabupaten Natuna di Jalan Sepakat II, tidak jauh dari rumah mertuanya.
Gayanya tak berubah. Masih suka ngopi. Kumpul dengan sesama rekannya. Masih suka bergaul dengan masyarakat dan menyerap aspirasinya. Dan masih doyan bercanda. Karier politiknya saja yang sudah berubah. Dulu Anggota DPRD Kota Pontianak. Kini, sebentar lagi jadi Wakil Walikota.
”Bersyukur, senang, dan bahagia akan amanah yang diberikan oleh masyarakat ini,” kata Paryadi membuka pembicaraan. Telepon genggamnya terus berdering. Masyarakat, kolega, simpatisan, tak henti-hentinya memberi ucapan selamat melalu telepon selulernya. Baik menelpon secara langsung atau melalui pesan singkat di telepon selulernya.
Masyarakat yang kebetulan lewat di kedai itu juga disapanya. Beberapa memberikan ucapan selamat. Beberapa koleganya juga hadir di warung kopi itu. Pembicaraan, masih seputar perolehan suara pilwako yang baru saja selesai dilaksanakan dan berlangsung aman dan damai.
Langah politik praktis pria kelahiran Pontianak, 8 Februari 1978 ini bermula pada tahun 2002 dengan menceburkan diri ke Partai Kebangkitan Bangsa. Ia masuk menjadi pengurus kecamatan di partai tersebut.
Pemilihan legislatif 2004 menjadi ajang pertarungan politik selanjutnya. Alumnus Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura ini menjadi calon anggota legislatif PKB untuk DPRD Pontianak.
Langkahnya menuju gedung Parlemen Pontianak mulus. Ia mendapat dukungan lebih dari 2.600 suara. Paryadi menjadi anggota dewan kota termuda periode 2004—2009. Umurnya waktu itu baru 26 tahun.
Empat tahun menjadi wakil rakyat dan memperjuangkan segala aspirasinya, ada rasa yang mengganjal bagi dirinya. Ganjalan itu ketika aspirasi rakyat yang diperjuangkan masih terbentur kebijakan dari eksekutif.
Sedikit modal nekat dan dukungan dari keluarga, kolega, dan pendukungnya, Paryadi memberanikan diri ikut terjun dalam bursa pencalonan Pilwako Pontianak 2008.
Ia menjadi pendamping Sutarmidji, sang incumbent untuk bertarung dengan enam kontestan lainnya. Sama-sama muda dan satu visi misi dalam membangun Kota Pontianak, mereka berjuang. Berjuang untuk membangun Kota Khatulistiwa menuju pembangunan yang adil dan sejahtera.
Dukungan penuh untuk menjadi orang nomor dua di Kota Pontianak juga dipersembahkan oleh sang istri. Perempuan bernama Ria Melati yang dinikahinya pada 24 Agustus lalu ini kini tengah mengandung. Usia kandungan news presenter TVRI Pontianak ini jalan dua bulan.
Paryadi pun mendapatkan kebahagiaan ganda. Akan menjadi wakil walikota dalam waktu dekat dan akan menjadi ayah. ”Mohon doanya nih. Mudah-mudahan selamat,” katanya seraya tersenyum.
Peduli pemuda
Pria yang pernah mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren Jombang ini juga aktif dalam organisasi kepemudaan seperti Wakil Ketua KNPI Kalbar dan Ketua Umum Pengurus Wilayah Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama Kalbar.
Tak berlebihan jika kaum muda kota ini juga berharap kepada calon pemimpin ini untuk turut memberi andil dalam memajukan gerakan kepemudaan dan memberikan solusi permasalahan yang dihadapi, seperti masih tingginya angka pengangguran.
Alumnus SMP PGRI 4 Pontianak ini mengatakan, relevansi, mutu, dan daya saing pemuda perlu ditingkatkan lagi dengan skill lainnya serta jiwa kewirausahaan.
Isu ini menjadi program kerja pasangan Sipp dalam berkampanye. Tak sekadar janji. Paryadi mengatakan bahwa program meningkatkan skill pemuda akan diaplikasikan mereka ketika menjadi kepala daerah nanti.
Salah satu peningkatan daya saing itu yakni dengan menyediakan pusat kursus modern dan murah, khususnya dari keluarga ekonomi lemah.
”Tidak semua orang tua mampu membiayai kursus anaknya seperti bahasa asing dan komputer. Padahal kemampuan berbahasa asing dan teknologi informasi mutlak dikuasai untuk bersaing dalam dunia usaha,” katanya.
Tak hanya itu, sambungnya, bisa saja ke depan akan berkembang dengan kursus lainnya yang berdaya guna bagi para pemuda untuk terjun dalam dunia kerja maupun untuk berwirausaha.
Ia juga memberikan apresiasi positifnya melihat saat ini banyak kaum muda yang menceburkan diri ke politik praktis. Diantaranya ikut mencalonkan diri sebagai calon anggota legislatif untuk pemilu 2009.
Ada kiat khusus bagi para politikus muda yang akan tampil dalam pemilu legislatif nanti agar bisa duduk di kursi dewan? “Proses meyakinkan masyarakat itu yang paling penting. Yakinkan mereka bahwa diri Anda kelak menjadi andalan mereka untuk menyalurkan aspirasi,” katanya. (**)