We have new forums at NiteshKothari.com
TopBottom
Announcement: wanna exchange links? contact me at clwolvi@gmail.com.

Jason Horas; Berkeliling Dunia dengan Bahasa Isyarat

Posted by Efprizan 'zan' Rzeznik at Thursday, February 12, 2009
Share this post:
Ma.gnolia DiggIt! Del.icio.us Yahoo Furl Technorati Reddit

*Kagum Liukan Naga Khatulistiwa dan Budaya Kalbar


Keterbatasan fisik tidak menjadikan alasan bagi Jason Horas melanglang buana berkeliling daerah bahkan dunia. Pria tuna rungu wicara yang 12 Maret nanti genap berusia 22 tahun ini telah berkelana hingga ke Thailand seorang diri. Untuk satu tujuan mengenal adat istiadat dan budaya Indonesia dan negara lain di penjuru dunia.



Tubuhnya tinggi besar. Berbadan tegap. Seragam Pramuka yang ia kenakan mempertegas kewibawaannya. Rabu siang, Jason bertandang ke Gedung Graha Pena Pontianak Post.
Dia datang sendiri. Ada satu set album yang dia bawa bersama tasnya. Dalam album itu disimpan seluruh piagam yang berisikan keterangan dari pemerintah setempat berikut foto-foto dari banyak kota di seluruh penjuru Indonesia, bahkan negara ASEAN yang telah dia kunjungi.
Jason berkomunikasi dengan menggunakan bahasa isyarat. Wawancara pun dilakukan tidak dengan lisan, melainkan tulisan. Sudah empat hari ini dia di Kota Khatulistiwa.
Hari ini (Kamis) Jason rencananya akan melanjutkan perjalanannya ke Kuching Sarawak Malaysia. Pria kelahiran Surabaya ini merupakan Anggota Pramuka Luar Biasa (APLB) Cacat Tuna Rungu Indonesia Makasar.
Dia tinggal di Jalan Kerung-kerung Raya Nomor 36 Makasar Sulawesi Selatan. Setelah lulus dari SLB-B Samarinda, dia kemudian hijrah ke Makasar.
Perjalanannya berkelana keliling daerah di Indonesia bahkan dunia dimulainya sejak tahun 2007. Banyak tempat telah dia singgahi mulai dari Makassar, Balikpapan, Surabaya, Jakarta, Bali, Batam, hingga Papua.
Di daerah-daerah tersebut, Jason juga disambut dan mendapat jabat erat dari para pejabat. Seperti pada 19 Februari tahun lalu, dia berkesempatan bertemu dengan Gubernur Kalimantan Tengah Teras Narang.
Jabat erat dari Menkokesra dan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Mutia Hatta pernah dirasakan Jason. Hanya satu keinginannya yang belum sempat terwujud hingga sekarang yakni bertemu dengan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono.
Sementara negara ASEAN yang telah dia kunjungi yakni Thailand, Bangkok dan Songkla (30 Oktober-3 November 2008), Kuala Lumpur Malaysia (28 Oktober), Sabah, Kinabalu Malaysia (18 Juni 2008) dan Brunei Darussalam (19 Juni 2008).
Bagaimana Jason mendapatkan biaya untuk keliling daerah? ”Di setiap tempat yang saya kunjungi, biasanya saya mendapatkan sejumlah dana dari donatur dan para pejabat di daerah,” katanya.
Kemarin (11/2) dia juga menyambangi Pemprov Kalbar. Jason ingin bertemu dengan Gubernur Kalbar Cornelis. Sayangnya, keinginan itu belum tercapai. ”Bapak Gubernur sedang ke Malaysia,” kata dia.
Jason hanya bertemu Asisten Administrasi dan umum unit bagian kepala Biro Umum. Ada plakat yang dia terima yang ditandatangani Suzarsono.
Dia juga mendapatkan piagam dari Pontianak Post sebagai kenang-kenangan bahwa Jason sudah menyambangi Graha Pena. Tak lupa dia juga berfoto di depan gedung sebagi tanda mata.
Banyak hal yang sudah dilihat Jason di Kota Pontianak, baik budaya maupun objek wisata. Hal yang menarik bagi dirinya adalah karnaval naga yang dihelat pada perayaan puncak Cap Go Meh yang berarak di Jalan Gajahmada.
“Menakjubkan,” kata Jason mengomentari atraksi itu. Dia belum pernah melihat naga yang meliuk-liuk dengan ukuran yang sangat panjang. Dia juga kagum dengan budaya multietnis provinsi Kalbar. ”Saya juga ingin ke Tugu Khatulistiwa,” katanya.
Di Pontianak, dia menginap di salah satu kos di Jalan Ismail Marzuki Pontianak. Kata dia, di Kota Khatulistiwa ini dia mempunyai teman sesama tuna rungu. ”Dia meminjamkan motor kepada saya untuk keliling kota,” katanya.
Perjalanan Jason masih panjang. Seluruh provinsi di Indonesia ingin dia singgahi. Begitu juga dengan seluruh negara ASEAN, dan dunia belahan lainnya. Hasil perjalanannya ini akan dia bukukan kemudian.
Jason memang tak mampu banyak bicara lewat kata-kata. Akan tetapi lewat keinginannya yang kuat untuk mengenal budaya Indonesia dan negara lainnya di dunia, kekurangannya itu tidak menjadi penghalang.
Jason menjadi lebih eksis lewat kemampuan, keterampilan, dan karya-karyanya serta keberaniannya berkeliling Indonesia dan dunia seorang diri. Menunjuukkan bahwa dirinya mampu hidup mandiri. Sesuatu yang mungkin tidak berani dilakukan oleh manusia-manusia normal di usia seperti dirinya. (**)




Labels:

0 comments:

Post a Comment